Minggu, 30 Agustus 2009

MEDITASI ST. THERESIA

MEDITASI ST. THERESIA




Berdasarkan pada pengertian bahwa doa adalah mencinta, memandang penuh kasih Tuhan yang disurga, bertemu penuh akrab dan persaudaraan dengan Dia, yang kita tahu mencintai kita. Maka Theresia menganjurkan tiga hal pokok dalam bertemu dengan Dia yang mencintai dan kita cintai.

a). A going in

Artinya bahwa doa adalah usaha untuk semakin mendalami dan masuk dalam diri kita sendiri. Berusaha untuk terus masuk dan menyentuh pusat hati, inti dari diri kita. Mengabaikan segala kecenderungan egoisme pribadi untuk bertemu dengan 'Sang Jiwa Mulia' dalam pusat jiwa kita. Perjumpaan dengan Allah dalam diri kita ini mengandaikan bahwa kita sadara bahwa Allah hadir dalam pribadi kita. St. Paulus mengatakan bahwa badan kita adalah 'bait kudus Allah', tempat Allah bersemayam dalam diri manusia. Dan bagi kita, setiap kali Tuhan hadir ditahtaNya dalam hati kita, terutama menjadi nyata ketika kita menerima kehadiranNya lewat kumuni kudus. Kehadiran dan persatuan dengan Allah menjadi semakin kongkrit dan terus diperbaharui. Namun yang sering terjadi bahwa kehadiran Allah sering kali kita abaikan. Kita jarang memberi sambutan 'welcoming' Allah dan menyapaNya sebagai tamu istimewa. Hati kita dipenuh dengan berbagai macam urusan yang membuat kita tidak mampu menyadarinya. Allah sendirian dan diabaik. A going in berarti bertemu dengan penuh persahabatan dengan Allah yang hadir dihati kita. Menyambutnya dan menjadikan Dia tamu istemewa. Keheningan diri adalah syarat utama untuk bisa merasakan Allah yang mencintai ini hadir. Lalu apa yang harus kita lakukan untuk membuat Allah merasa krasan tinggal dihati kita. Membuat perjumpaan itu menjadi akrab dan menyenangkan?

b). A staying in

Supaya Allah tetap 'staying in' dalam hati kita maka kita harus berbicara. Berbicara sebagaimana dengan orang yang sungguh kita kenal, orang yang kita cintai. Bandingkan dengan pengalaman anda, bila anda bertemu dengan orang yang sungguh anda kenal, orang yang anda cintai. Banyak hal yang bisa kita bicarakan, dari peristiwa hidup sehari-hari sampai hal-hal yang sangat rahasia dan penting. Mengapa hal itu bisa terjadi, karena keakraban relasi itu membuat kita saling percaya. Ada 'trust-trust worthy', sehingga kita merasa tidak takut, malu, atau segan. Kepercayaan (baca iman) membuat kita menjadi berani terbuka dan apa adanya. Kepercayaan membuat kita berani menyerahkan segala-galanya kepadaNya.Bila kita kenal maka kita tidak sayang. Bila kita tidak kenal, kadang kala kita tidak tahu apa yang harus kita bicarakan. Lalu apa yang harus saya bicarakan kepada Tuhan dalam perjumpaan ini. Jawabannya adalah simple dan singkat, segala hal yang kita alami dalam hidup ini. Segala masalah hidup, dari yang sepele sampai yang essensial. Dari ungkapan rasa kecewa, marah, putus asa sampai rasa gembira, damai dan bahagia. Sesuatu yang sungguh menyentuh dan menyangkut sendi-sendi kehidupan anda mendasar, hakiki. Inilah yang harus kita bicarakan, bukan hanya datang kalau minta sesuatu, kalau tidak diberi lalu marah dan putus asa, dan akhirnya tidak pernah kembali lagi.

c). A coming out

Seringkali kita mendapat pertanyaan apa ukurannya bahwa doa itu baik. Atau bagaimana kita bisa mengatakan bahwa doanya itu benar. Banyak jawaban yang bisa kita dapatkan dengan mengambil contoh ayat dari Kitab Suci. Namun bagi St. Theresa, apakah doa itu dikatakan benar atau bai, sangat ditentukan oleh apa yang 'coming out' dari doa itu. Yang penting adalah bahwa doa harus selalu membawa buah dalam kehidupan nyata. Harus nampak dalam perbuatan yang nyata. Doa tanpa buah nyata, hanyalah rumusan kata tanpa arti. Menurutnya ada tiga hal untuk melihat aspect coming out dari doa ini.

Pertama adalah bahwa doa harus terwujud dalam charity. Kepekaan untuk membantu, menolong mereka yang miskin dan menderita, merasa solider dan bahkan berani berkorban bagi mereka sungguh merupakan hasil dari doa. Cinta kepada Allah yang lebih dahulu telah mencintainya, tercermin dan terungkap dalam cinta kepada sesama yang membutuhkan. Dalam diri orang-orang kecil dan lemah ini seorang pendoa yang sejati akan mampu melihat kehadiran Allah dalam hidup mereka. Setiap tindakan charity, atau belas kasih dilandasi bukan oleh karena dia merasa lebih, mempunyai segalanya dan merasa 'kasihan' kepada penderitaan mereka. Tetapi didasarkan pada kesadaran bahwa mereka adalah saudaraku, Allah hadir dalam diri mereka. Maka apa yang mereka perbuat kepada mereka yang kecil dan menderita dilakukan demi nama Allah. Sebagai saudaraku, mereka juga berharap mendapatkan kasih karunia dari Allah sama dengan yang saya dapatkan. Keinginan hatinya adalah melayani Allah sejauh bisa dilakukan.

Yang kedua adalah 'detachment'. Seorang pendoa yang sejati tidak akan mempunyai perasaan 'lekat terhadap segala ikatan duniawi'. Dia merasa lepas bebas dari segala ambisi dan sifat rakus untuk memperkaya diri dan memiliki harta dunia bagi dirinya sendiri. Baginya dunia dan segala harta milik merupakan karunia Allah yang harus dimanfaatkan dan digunakan untuk semakin menyempurnakan hidupnya. Seluruh orientasinya adalah 'dunia akhirat dan surga'. Karena mereka tidak lekat dengan keterikatan duniawi, maka mereka juga akan sangat dermawan dan murah hati.

Akhirnya, yang ketiga adalah 'humility’ atau kerendahan hati. Prinsip seorang pendoa sejati adalah 'without Me you can do nothing'. Andalan hidupnya adalah Allah, maka dia pasrah dan sumarah. Mereka tidak pernah merasa kuatir dan diakuasi oleh kebutuhan sesaat. Kepasrahannya kepada Allah membuat mereka selalu optimis dan penuh harap. Usahanya adalah terus menurus untuk memahami kehendak Allah. Dia tidak akan pernah memegahkan diri. Mereka akan semakin solider dan memahami orang lain secara lebih tepat. Orang akan tumbuh semakin bijak dan kebijaksanaannya terpancar dalam tindak-tanduknya. Mereka bagaikan padi, semakin tua semakin merunduk berisi dan menguning, siap dipanen. d). Budaya cinta Kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini membuat banyak orang menjadi resah.

Mereka tidak merasa aman lagi. Irama kehidupannya selalu teracam oleh tindak tanduk sekelompok orang yang menebarkan teror diantara sesamanya. Damai dan cinta kasih yang didambakan oleh setiap insan menjadi semakin mustahil tercipta dibumi Nusantara ini. Konflik yang menggunakan kedok agama, merupakan suatu bentuk kegagalan agama mendidikan para penganutnya. Mungkinkah menciptakan damai kembali dalam suana konflik tajam yang memakan korban ribuan jiwa ini?. Bisakah luka hati, trauma dan kekecewaan yang mendalam ini terobati? Manusia, bila hanya mengandalkan diri dari usahanya sendiri kiranya tidak akan mampu. Namun demikian kita harus mencoba.

Saya merasa bahwa tawaran doa dari St. Theresia ini adalah salah satu alternatif bagi kita yang ingin menjadi pembawa damai bagi sesama. Damai dan cinta kasih sulit akan tercipta, bila kita sendiri tidak memulainya. Berdasar pada ‘pengalaman cinta’, akan Allah yang dirasakan dalam hidup, cinta yang sama ini juga akan memancar dalam kehidupan sehari-sehari. Bila setiap orang Kristiani menciptakan budaya cinta dalam dirinya, maka dia akan bagaikan ragi, garam dan terang yang mengolah, memberi rasa dan melezatkan persaudaraan sejati antara sesama insan ciptaanNya. Seorang pembawa damai, harus lebih dahulu berdamai dalam dirinya sendiri. Dia tidak akan pernah bisa menjadi pembawa damai dan kasih, bila tidak mencintai dirinya sendiri. Pengalaman akan Allah yang mencintai, perjumpaan denganNya yang penuh kasih merupakan motivasi dasar yang mampu merubah dunia menjadi serba baru. Maka marilah kita mulai dari diri kita dan menjadikan doa sebagai landasan kita untuk melangkah. Dengan harapan kita mampu merubah dunia kita, paling tidak dunia batin kita akan mengalami kedamaian dan penuh kasih.

MEDITASI ALA ST. IGNATIUS

MEDITASI ALA ST. IGNATIUS

St. Igantius adalah pendiri Ordo Serikat Jesus (SJ). Ia berasal dari Spanyol, sebagaian besar masa hidupnya dihabiskan di Italia. Ia hidup antara tahun 1491-1556.


Dalam tulisan ini kita akan mempelajari dua metode yang diajarkan yang sangat berpengaruh terutama dalam Latihan Rohani.

Kekhasan dari meditasi ala St. Ignatius ini terletak pada keterlibatan kita dalam peristiwa yang kita renungkan. Gaya ini tidak hanya mengandalkan kemampuan akal budi, pikiran dan kehendak, tetapi juga perasaan menjadi bagian integral dalam meditasi. Mengalami dan hadir dalam peristiwa yang direnungkan adalah bagian penting dari meditasi ini. Bahkan boleh dikatakan bahwa keberhasilan meditasi ini terletak sejauh mana saya mampu mengambil 'peran' dalam peristiwa yang saya renungkan itu. Karena dengan masuk dan terlibat dalam peristiwa itu kita diharapkan mampu bertemu dengan Tuhan. Dari pertemuan inilah kita bisa memetik hasil dan buah dari meditasi.

Harus diakui bahwa metode yang ditawarkan oleh St. Ignatius ini tidak gampang, bahkan boleh dikatakan berat sekali. Maka secara praktis metode pertama ini tidak begitu 'applicable' untuk mereka yang hanya mempunyai waktu singkat. Karena untuk bisa tuntas menggunakan gaya meditasi ini waktu yang dianjurkan kurang lebih satu jam. Dalam acara retret khusus mungkin hal ini bisa dijalankan, tetapi bagi kebanyakan kita yang hanya mempunyai waktu singkat, kiranya sulit sekali untuk bisa menggunakan meditasi ini.

Kekuatan dari meditasi ini adalah dalam proses. Kalau anda pernah ikut retret agung gaya St. Ignatius maka anda akan merasakan kuat kuasa dan ampuhnya meditasi ini. Terus terang meditasi ini berat, maka tidak mengherankan bahwa dalam retret agung, bagi mereka yang sungguh tidak siap dan mempunyai masalah berat sebelum dan tidak mampu diselesaikan akan mengalami 'gangguan jiwa'. Saya tidak menakuti anda, tetapi ada teman seretretan saya yang sungguh linglung dan menyerah, tidak mampu meneruskan retretnya.



a. Metode A.

1. Ambil waktu khusus dan luangkan kesempatan untuk beberapa menit dalam keheningan diri. Upayakan bahwa anda sungguh mengalami keheningan. Keheningan di sini diartikan sebagai kesendirian diri dalam harmonitas. Harmoni atau keselarasan diartikan sebagai "aku berada dan bersatu dengan..atau saya sungguh merasa damai dengan Alam, merasa damai dengan saudara-saudarai yang hidup dekat dan ada disekitar saya. Tetapi juga penting bahwa saya damai dengan diri saya dan Allah. Artinya saya tidak mempunyai masalah pribadi yang 'mengancam iman' saya terhadap Allah. Saya bahagia dan apa yang saya alami,miliki dan terima. Pengalaman akan keheningan ini akan menjadi 'pintu masuk' atau pengantar bagi kita untuk mengalami kesatuan pribadi antara saya dengan Allah dan dengan sesama disekitar saya.

2. Menyadari betul kehadiran Tuhan di dalam diri saya dan disekitar saya. Sulit untuk bisa dikatakan kapan persis Tuhan hadir, namun kesadaran akan kehadiran Tuhan ini perlu. Saya harus yakin dalam diri saya, bahwa Tuhan sekarang ini ada bersama saya dan juga hadir disekitar saya.

3. Kesadaran Tuhan yang hadir pada saat ini, mendorong saya untuk mempersembahkan pikiran, kehendak, ingatan dan imajinasi saya dan segala kebebasanku. Saya persembahkan kepada Tuhan apa yang ada dalam diriku, apa yang saya punya dan segala adaku, supaya Tuhan menggunakanku sesuai dengan yang dikehendakiNYa.

4. Membaca Kitab Suci. Ambil perikopa yang akan direnungkan, dibaca pelan-pelan. Renungkan dan mencoba untuk menangkap arti dan pesan yang akan disampaikan. Bila perlu baca beberapa kali hingga merasa sangat dekat dengan kisah ini. Munculkan pertanyaan sekilas yang membantu untuk membuat pikiran kita bekerja. Beri perhatian pada ayat yang menarik dan menyentuh.

Ambil contoh misalnya orang buta yang disembuhkan oleh Jesus (Luk 18:35-43). 'Apa yang kau inginkan aku perbuat bagimu? - ....segera .......memuji Tuhan.

5. Ambil beberapa saat untuk menggambarkan atau membayangkan situasi kongkrit dari awal sampai akhir dari peristiwa yang terjadi dalam injil. Bayangkan situasi batin, keadaan si pengemis buta, Jesus dan orang banyak yang hadir dalam peristiwa itu. Bila mungkin bayangkan segala peristiwa itu hingga sampai pada detil-detilnya.

Lakukan ini hingga anda mempunyai suatu 'frame' peristiwa yang jelas dan lengkap. Andaikan bahwa anda membuat film mengenai pengemis yang buta.

6. Setelah itu libatkan anda dalam peristiwa itu. Masuk dalam 'scene' menjadi salah satu dari pelaku dari peristiwa yang sedang dimeditasikan. Ambil salah satu peran, apa pun yang anda inginkan. Setelah itu renungkan segala peristiwa yang anda alami dan terjadi.

7. Dalam dialog refleksi dengan Tuhan, kita anda merenungkan setiap peristiwa yang terjadi, bisa jadi akan muncul refleksi seperi ini. Seperti sipengemis buta yang meminta Jesus rahmat untuk melihat. Ketika saya meminta kepada Tuhan rahmat bagi saya;

- sunguhkah saya memohon rahmat untuk bisa melihat dengan jelas?

- sungguhkah saya ingin bisa melihat?

- Bila saya tidak ingin benar-benar bisa melihat, saya akan mengatakan segala kesulitan yang saya hadapi untuk bisa menerima rahmat untuk melihat.

- bila saya sungguh mempunyai kesulitan atau halangan saya akan memohon kepada Tuhan untuk menolong saya mengatasi halangan dan kesulitan saya itu.

8. Bila ada merasa ada ayat, peristiwa yang sungguh menyentuh hati nikmati di situ. Jangan bergerak dan melanjutkan refleksi, tetapi nikmati 'insight' itu hingga tuntas. Bila anda merasa didalam ayat atau peristiwa itu anda merasa Tuhan berbicara, rasakan kehadirannya dan nikmati sentuhan kasihNya.

9. Selain itu, cara ini lain yang bisa digunakan untuk memperdalam isi, makna dan arti dari perikopa yang direnungkan atau dimeditasikan adalah dengan melihat aspek lain dari perikopa atau peristiwa Kitab Suci yang direnungkan.

- Apakah yang Tuhan ingin katakan lewat peristiwa dalam perikopa ini?

- Apakah perikopa ini sungguh menantang saya?

- Jesus bertanya kepada saya: "Apa yang kamu inginkan aku perbuat bagimu?"

- Jesus bertanya kepada saya; "apa yang kau harapkan dariku?"

- Lihatlah orang buta: Ia mengatahui bahwa Jesus adalah Messias. Ia sungguh percaya dan yakin kepada Jesus. Ia sungguh jujur terhadap permohonannya.

- Ia berkata: 'saya ingin supaya saya bisa melihat'. Dengan sepenuh badan, pikiran, hati dan jiwa ia meminta kepada Jesus kebaikan hatiNya.

- Apa yang Jesus katakan; 'Imanmu telah menyelematakanmu' Orang buta menjadi sembuh seketika, bisa melihat dan mengikuti Jesus.

- Setelah sembuh ia memuliakan dan meluhurkan nama Tuhan

- Sekarang saya menempatkan diri pada tempat orang buta itu. Bayangkan dan rasakan apa yang sedang terjadi dalam diri saya? Nikmati dan renungkan.



Notes:

Dalam meditasi dengan cara ini, kita harus bijak dalam mengatar waktu meditasi kita. Terutama pada awal pembuka meditasi ini kita tidak membutuhkan banyak waktu. Waktu yang paling banyak dibutuhkan adalah dalam tahap refleksi, masuk dalam peristiwa dan terlibat di dalamnya.

Bila anda merasa begitu terkesan dan menikmati 'saat tersentuh pada ayat atau peristiwa' jangan diputus atau berhenti disitu hanya karena ingin menyelesaikan 'metode' tetapi nikmatilah.

Tahap berikutnya adalah 'langkah penyadaran diri' yang akan membantu saya untuk bertindak secara kongkrti dalam hidup sehari-hari. Langkah ini semacam 'solusi' dalam meditasi ala St. Frans de Sales. Keterlibatan saya dalam peristiwa, kemampuan saya menempatkan diri sebagai salah satu pelaku peristiwa akan membantu saya untuk peka melihat dan merasakan kehadiran Tuhan. Dan ini akan membantu saya untuk hidup lebih baik.

Dalam metode B. ini meditasi lebih menekankan pada aspek 'penyerahan total' kehendak, akal budi, pikiran hati dan seluruh jiwa. Hal ini sesuai dengan prinsip St. Ignatius yang yang ia meliki adalah milik Allah dipersembahkan demi keagungan dan kemuliaan namaNya. Baginya mendapat 'rahmat Allah' adalah segala-galanya.


Kesatuan dengan Jesus menjadi arah dan tujuan dari meditasi ini. Kesatuan ini bisa dicapai dengan melibatkan diri dalam peristiwa yang dialami oleh Jesus dalam perikopa yang sedang direnungkan. Maka sarana pendukung meditasi, apakah itu berupa perikopa Kitab Suci, peristiwa hidup, atau alam ciptaan yang digunakan dalam meditasi cukup menentukan rahmat yang akan diterima. Selain itu daya imaginasi kita juga mempengaruhi proses meditasi.

Meditasi metode B sangat baik bila dilakukan dalam rangka retret bersama, atau dalam pertemuan doa bersama, karena setelah meditasi dianjurkan untuk sharing pengalaman bersama mereka menjalankan meditasi.

b. Metode B.

Contoh Meditasi dengan menggunakan Kisah Orang Buta yang disembuhkan (Luk 18:35-43).

1. Ciptakan keheningan diri sampai anda merasakan kedamaian hati yang secukupnya.

Dalam hal ini baik sekali bila anda berusaha menyadari penuh kehadiran Tuhan dalam diri anda dan sekitarnya. Rasakan harmonisasi dalam diri anda, dengan alam dan dengan situasi disekitar anda. Merasa yakinlah bahwa Tuhan juga hadir dalam diri anda dan disekitar anda.

2. Baca dan renungkan Kitab Suci hingga anda merasa sangat akrab dan mengerti kisah itu. Kemudian bembayangkan peristiwa perikopa Kitab Suci: Ambil contoh kutipan Kitab Suci diatas: Setelah itu libatkan diri anda masuk dalam peristiwa Kitab Suci itu. Ambil salah satu peran yang ada, atau anda memerankan diri anda sendiri. Yang penting bahwa anda ada dan terlibat dalam kisah itu.

- Bayangkan, atau imajinasikan bahwa anda sedang duduk di pinggir jalan, bayangkan bahwa diri anda menjadi si pengemis buta.

- Jesus lewat dijalan itu bersama dengan para muridNya

- Rasakan apa yang sedang bergerak dalam hatimu, dan bagaimana reaksi anda?

- Bagaimana anda menyambut atau menanggapi kehadiran Jesus pada saat itu.

3. Refleksi - Hadir bersama Jesus

Kesadaran akan kehadiran Jesus dalam diri anda, dan kehadiran anda bersama Jesus dalam imaginasi anda menimbulkan suatu perjumpaan dari hati ke hati. Inilah saat yang penting, inilah saat dimana anda secara pribadi bisa berbicara, omong dari hati-kehati (curhat).

- Maka gunakan saat hening ini untuk share dengan Jesus segala kegundahan hati, kekhawatiran, kegelisan, ketakutan, rasa sakit hati, derita karena penyakit, kesalahan anda, kegagalan dan segala kesulitan anda hadapi baik secara pribadi maupun dalam hidup bersama.

- Inilah saat bagi anda untuk berbagi derita dan kegembiraan dengan Jesus. Bicaralah seperti anda berbicara dengan teman yang paling dekat dengan anda.

4. Pasrah diri dalam KasihNya.

- Sebagai mana orang buta yang yakin bahwa Jesus mampu menyembuhkan dirinya, karena dia tahu bahwa Dia adalah Messias, maka serahkan diri anda sepenuhnya kedalam tanganNya.

- Pasrah total kepadaNya dan mintalah supaya Jesus menyentuh hatimu dan menyembuhkan segala luka hidupmu. Ingatlah apa yang dikatakan Jesus "Imanmu telah menyelamatkanmu, pergilah dalam damai"

5. Penutup

Meditasi ini diakhiri dengan doa Bapa Kami. Doakan doa ini pelan-pelan, daraskan kata demi kata dan rasakan kekuatannya. Yakinlah bahwa setiap kata yang keluar dari mulut anda mempunyai seribu makna.

Setelah selesai doa ini, tutuplah dengan Kemuliaan kepada Bapa....



Notes:

Setelah selesai meditas, ambilah waktu kurang lebih 15 menit untuk melihat kembali meditasi anda. Dan me'review' meditasi ini gunakalah pertanyaan ini sebagai bantuan untuk memperdalam makna dan menyadari rahmat yang anda terima dalam meditasi ini.

Bila meditasi ini terjadi dalam kelompok, hasil refleksi dari 'review' bisa disharingkan kepada anggota kelompok. Tujuan dari sharing ini adalah untuk memperkaya iman dan menyadari bagaimana Tuhan berkarya dalam setiap orang.

Pertanyaan pembantu:

- Apa yang terjadi, apa yang saya alami selama meditasi ?

- Adakah hal yang menyentuh hati, yang saya rasakan sebagai kehadiran Tuhan ?

- Adakah 'desolusi' atau hal-hal yang saya alami sebagai yang menganggu, mungkin suatu penolakan diri ketika hadir bersama Jesus?

- Adakan 'consulasi' atau suatu penghiburan hati yang saya terima dalam meditasi ? Perasaan bahagia yang sulit untuk bisa diceritakan atau disharingkan biasanya merupakan bentuk konsulasi yang datang dari Roh Kudus sendiri.

Sabtu, 29 Agustus 2009

Harapan bagi Anda dalam Segala Keadaan

Harapan bagi Anda dalam Segala Keadaan
Kekuatan Kepercayaan
Kepercayaan kita biasanya berasal dari orang tua kita, atau kita mengadopsinya dari budaya kita. Jadi kemungkinan besar kita akan sebahagia atau tidak sebahagia orang tua kita atau menjadi seperti budaya kita secara keseluruhan. Tapi saya tidak ingin  kebahagiaan saya tergantung pada orang lain, apakah itu orang tua saya atau budaya secara umum. Saya tahu bahwa Allah menciptakan saya untuk dipenuhi  dengan sukacita (kebahagiaan batin yang tidak tergantung pada apa yang terjadi di sekitar saya), damai, dan kasih, saya telah belajar untuk mendasarkan kepercayaan saya hanya pada alkitab.
Kesimpulan: konsepnya adalah bagaimana anda dapat mengatur hidup anda sendiri dan membuat perbaikan dalam segala area yang anda inginkan dengan cara mengubah beberapa kepercayaan dengan kuasa dari Sang Pencipta dan firmanNya.
Renungkanlah:
Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.(Yoh 17:17)
dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."(Yoh 8:32)
Kepercayaan: Kunci kepada Kehidupan Anda yang Berkualitas Tinggi
Salah satu kebenaran yang berkuasa adalah bahwa tidak seorang pun yang dapat membuat Anda tidak bahagia. Kemampuan Anda untuk menjadi bahagia atau tidak bahagia sepenuhnya ada dalam tangan Anda. Anda akan menjadi bahagia sesuai dengan kepercayaan dalam hati Anda, dan tidak ada orang atau keadaan apa pun yang dapat membuat Anda lebih berbahagia atau tidak bahagia. Gagasan bahwa Anda mengendalikan kebahagiaan Anda sendiri adalah konsep yang umum sehingga banyak orang menganggapnya tidak mungkin. Manusia bersikap buruk satu sama lainnya setiap saat. Mereka berbohong, mencuri, menyakiti, menipu, dan bahkan membunuh.
Kebohongannya adalah bahwa orang lain atau sesuatu yang lain merupakan penyebab dari kesedihan Anda. Tidak seorang pun sedang membuat Anda menderita. Kebahagiaan Anda selalu ada di tangan Anda sendiri. Anda selalu bertanggung jawab 100 persen atas kualitas hidup Anda. Anda akan selalu sama bahagianya dengan kepercayaan dalam hati Anda.
Tidak ada apa pun dan tidak seorang pun dapat mengambil kebahagiaan atau sukacita Anda kecuali Anda menyerahkan tugas itu kepada orang lain atau keadaan Anda. Untuk menemukan sukacita dan damai yang abadi, Anda harus belajar mengenali dan menerima kenyataan bahwa Pencipta Anda menciptakan kepercayaan terbaik bagi Anda untuk disimpan dalam hati Anda, dan kepercayaan2 itu menentukan tingkat kebahagiaan Anda. Dapat dimengerti sekarang mengapa Raja Salomo memperingatkan kita semua, “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan” (Amsal 4:23).
Kebahagiannya tidak berasal dari bagaimana ia diperlakukan, tapi dari bagaimana ia memikirkan tentang perlakuan yang ia terima. Ia mengendalikan yang ingin ia pikirkan setiap hari.
Manusia terganggu bukan oleh sesuatu, tapi oleh cara pandang mereka terhadap segala sesuatu. Ketika anda memikirkan yang benar dan merenungkannya terus-menerus, hari demi hari, pemikiran yang benar itu akan tinggal dalam hati anda sebagai kepercayaan. Kepercayaan yang baru ini akan menjadi prinsip pengendali hidup anda. Dan kemudian tidak ada orang, tidak ada keadaan, tidak ada perlakuan buruk apa pun yang dapat menyentuh anda di pusat keberadaan anda, di mana di sanalah kualitas hidup yang sesungguhnya berada. Anda mungkin terpukul dari waktu ke waktu, tapi sungguh luar biasa bagaimana cepatnya anda akan kembali bangkit.
Kunci kepada hidup yang memuaskan adalah menemukan pemikiran yang terbaik dan paling benar untuk dipikirkan siang dan malam dan menyimpannya di dalam hati anda sebagai kepercayaan.
Renungkanlah:
Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu dan segenap kekuatanmu. (Ulangan 6:5)
Bagaimana Anda Membentuk Kepercayaan Anda
Pengalaman Masa Kecil dapat Menyebabkan Kepercayaan yang Salah
Saya memiliki kepercayaan sebelumnya bahwa hidup seharusnya selalu menyenangkan dan menggairahkan. Dunia  sebagai kepercayaan di mana anda terus-menerus lapar untuk mencari kesenangan (Hedonisme).
Anda Dapat Mewarisi Kepercayaan yang Salah
Kepercayaan bahwa hidup adalah tentang menghasilkan uang, tentang kesenangan, kegembiraan, dan kegairahan. Kepercayaan yang diwariskan kepada saya adalah bahwa hidup adalah  tentang mendapatkan uang, digabungkan dengan kepercayaan saya bahwa hidup memang dimaksudkan untuk menyenangkan. Semua ini menjerumuskan saya ke dalam system kepercayaan hedonisme dan matearialisme.
Renungkanlah:
Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat (Matius 15:19)

Perubahan Hati

Mengubah Hati
01. Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.
 [Yoh 17:17]
Kebenaran ini akan memerdekaan anda [Yoh8:32]
02. Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. (Amsal 4:23)
03. Manusia terganggu bukan oleh sesuatu, tapi oleh cara pandang mereka terhadap segala sesuatu.
04. Kunci hidup yang memuaskan adalah menemukan pemikiran yang terbaik dan paling benar untuk dipikirkan siang dan malam dan menyimpannya di dalam hati sebagai kepercayaan.
05. 4:6 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
4:7 Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
4:8 Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
4:9 Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.
(Filipi 4:6-9)
05. Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat. (Mat 15:19)
06. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. (Roma 12:2)
07. 15:18 Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang.
15:19 Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.
15:20 Itulah yang menajiskan orang. Tetapi makan dengan tangan yang tidak dibasuh tidak menajiskan orang."
(Mat 15:18-20)
08. Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,(Efesus 5:22)
09. Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya (Efesus 5:25)
10. dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus.
(Efesus 15:21)
11. 7:1 "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.
7:2 Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
7:3 Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
7:4 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu.
(Mat 7:1-4)
12. Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. (Amsal 4:23)
13. dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus.
(Efesus 15:21)
14. 7:1 "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.
7:2 Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
7:3 Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
7:4 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu.
(Mat 7:1-4)
15. Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. (Amsal 4:23)
16. 5:3 Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan,
5:4 dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.
5:5 Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. Roma (5:3-5)
17. 6:4 Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!
6:5 Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.
6:6 Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan,
6:7 haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.
6:8 Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu,
6:9 dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.
(Ulangan 6:4-9)
18. Berhati-hatilah dengan apa yg kau inginkan; kau mungkin akan mendapatkannya. Berhati-hatilah dengan apa yg kau pikirkan; kau mungkin akan mendapatkannya.
19.  Kasihilah Aku dan kasihilah sesamamu;
20. dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."
(Yohanes 8:32)
21. Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau. (Mazmur 119:11)
22. Menyerah kepada Tuhan adalah seperti membuka hati untuk menerima pemberian-Nya.
23. Kuasa dari pikiran yang mengubah kepercayaan, kepercayaan mengendalikan pikiran, perasaan, kata-kata, dan tindakan.
24. 3:1 Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.
3:2 Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.
3:3 Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.
3:4 Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.
3:5 Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala,
3:6 semuanya itu mendatangkan murka Allah [atas orang-orang durhaka].
3:7 Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya.
3:8 Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.
3:9 Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya,
3:10 dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;
3:11 dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Sakit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu.
3:12 Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.
3:13 Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.
3:14 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
3:15 Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.
3:16 Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.
3:17 Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.
(Kolose 3:1-17)
25. 5:11 Enak tidurnya orang yang bekerja, baik ia makan sedikit maupun banyak; tetapi kekenyangan orang kaya sekali-kali tidak membiarkan dia tidur.
(Pengkhotbah 5:11)
26. Barang siapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
27. 1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
(Yohanes 1:9)
28. 5:1 Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.
5:2 Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu.
5:3 Sekali lagi aku katakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat.
5:4 Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia.
5:5 Sebab oleh Roh, dan karena iman, kita menantikan 5:1 Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.
5:2 Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu.
5:3 Sekali lagi aku katakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat.
5:4 Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia.
5:5 Sebab oleh Roh, dan karena iman, kita menantikan kebenaran yang kita harapkan.
5:6 Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih.
5:7 Dahulu kamu berlomba dengan baik. Siapakah yang menghalang-halangi kamu, sehingga kamu tidak menuruti kebenaran lagi?
5:8 Ajakan untuk tidak menurutinya lagi bukan datang dari Dia, yang memanggil kamu.
5:9 Sedikit ragi sudah mengkhamirkan seluruh adonan.
5:10 Dalam Tuhan aku yakin tentang kamu, bahwa kamu tidak mempunyai pendirian lain dari pada pendirian ini. Tetapi barangsiapa yang mengacaukan kamu, ia akan menanggung hukumannya, siapa pun juga dia.
5:11 Dan lagi aku ini, saudara-saudara, jikalau aku masih memberitakan sunat, mengapakah aku masih dianiaya juga? Sebab kalau demikian, salib bukan batu sandungan lagi.
5:12 Baiklah mereka yang menghasut kamu itu mengebirikan saja dirinya!
5:13 Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.
5:14 Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!"
5:15 Tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan.
5:16 Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.
5:17 Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging -- karena keduanya bertentangan -- sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.
5:18 Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.
5:19 Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
5:20 penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,
5:21 kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
5:22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
5:23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
5:24 Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
5:25 Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,
5:26 dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan saling mendengki. kebenaran yang kita harapkan.
5:6 Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih.
5:7 Dahulu kamu berlomba dengan baik. Siapakah yang menghalang-halangi kamu, sehingga kamu tidak menuruti kebenaran lagi?
5:8 Ajakan untuk tidak menurutinya lagi bukan datang dari Dia, yang memanggil kamu.
5:9 Sedikit ragi sudah mengkhamirkan seluruh adonan.
5:10 Dalam Tuhan aku yakin tentang kamu, bahwa kamu tidak mempunyai pendirian lain dari pada pendirian ini. Tetapi barangsiapa yang mengacaukan kamu, ia akan menanggung hukumannya, siapa pun juga dia.
5:11 Dan lagi aku ini, saudara-saudara, jikalau aku masih memberitakan sunat, mengapakah aku masih dianiaya juga? Sebab kalau demikian, salib bukan batu sandungan lagi.
5:12 Baiklah mereka yang menghasut kamu itu mengebirikan saja dirinya!
5:13 Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.
5:14 Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!"
5:15 Tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan.
5:16 Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.
5:17 Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging -- karena keduanya bertentangan -- sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.
5:18 Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.
5:19 Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
5:20 penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,
5:21 kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
5:22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
5:23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
5:24 Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
5:25 Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,
5:26 dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan saling mendengki.
29. 9:25 Jawabnya: "Apakah orang itu orang berdosa, aku tidak tahu; tetapi satu hal aku tahu, yaitu bahwa aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat." (Yohanes 9:25)
30. 22:37 Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
22:38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
22:39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
(Matius 22:37-39)

Ayat-ayat utk disimpan dalam Hati Anda


01. 5:13 Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.
(Galatia 5:13)
02. 22:37 Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
22:38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
22:39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
(Matius 22:37-39)
03. 1:1 Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
1:2 tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
1:3 Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
(Mazmur 1:1-3)
04. 12:29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
12:30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
12:31 Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."
(Markus 12:29-31)
05. 6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
(Matius 6:33)
06. 5:3 "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
5:4 Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.
5:5 Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
5:6 Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
5:7 Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.
5:8 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
5:9 Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
5:10 Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
5:11 Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.
(Matius 5:3-11)
07. 3:2 Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
3:8 tetapi tidak seorang pun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan.
4:6 Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
(Yakobus 3:2,8;4:6)
Ayat-ayat ini memberitahu kita bahwa kita tidak bisa mengendalikan lidah atau keinginan kita. Tapi jika kita merendahkan diri, berseru kepada Allah dari posisi ketidakberdayaan, seperti pengemis Allah akan memberi kita anugerah-Nya yang berkuasa untuk menyembuhkan dorongan nafsu kita. Karena itu kita dapat mengendalikan kata-kata kita dengan menyimpan firman Allah ke dalam hati kita, dan kemudian perkataan kita menjadi perkataan Allah.
08. 11:6 Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. (Ibrani 11:6)
09. 2:3 dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;
(Filipi 2:3)
10. 13:1 Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
13:2 Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.
13:3 Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.
13:4 Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
13:5 Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
13:6 Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
13:7 Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
13:8 Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.
13:9 Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna.
13:10 Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap.
13:11 Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.
13:12 Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.
13:13 Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.
I Korintus 13:1-13)
11. 3:23 Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.
(Kolose 3:23)
12. 8:17 Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini.
8:18 Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini. (Ulangan 8:17-18)
13. 11:9 Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
11:10 Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.
(Lukas 11:9-10)
14. 22:6 Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu. (Amsal 22:6)
15. 6:4 Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan. (Efesus 6:4)

Doa Tiga Salam Maria


Doa Tiga Salam Maria




Bunda Maria, Perawan yang kuasa, bagimu tiada sesuatu yang tak mungkin, karena kuasa yang dianugerahkan Tuhan yang Mahakuasa kepadamu. Maka dengan sangat aku mohon pertolonganmu dalam kesulitanku ini. Janganlah kiranya engkau meninggalkan aku, karena aku yakin engkau pasti dapat menolong aku. Dalam perkara sesulit apa pun, bahkan yang tak ada harapan sama sekali, engkau tetap mau menjadi penolong dan menjadi pengantara bagiku kepada Putramu. Baik keluhuran Tuhan kehormatan namamu, maupun keselamatan jiwaku akan bertambah-tambah jika sekiranya engkau sudi mengabulkan permohonan ini … (Sebutkan).



Oleh sebab itu, jika sekiranya permohonan ini benar-benar selaras dengan kehendak Tuhan yang Maha Pengasih dan Mahasuci, aku mohon dengan sangat, ya Bunda, sudilah Bunda meneruskan permohonanku ini ke hadirat Putramu, Tuhan kami Yesus Kristus, yang pasti tak akan menolak permintaanmu. Kusandarkan pengharapanku yang besar ini pada kekuasaan tak terbatas, yang dianugerahkan Allah Bapa kepadamu, Dan untuk menghormati besarnya kuasamu, aku berdoa bersama Santa Mekhtilda, yang kauberi tahu tentang kebaktian “Tiga Salam Maria”, yang sangat besar manfaatnya ini. Bunda Maria yang baik hati, jauhkanlah aku dari dosa berat.

(Salam Maria 3X)



Perawan Suci, Takhta Kebijaksanaan, berkat sabda Allah, Kebijkasaan Ilahi tinggal di dalam dirimu dan pengetahuan Ilahi yang tak terhingga telah kau terima dari Putra Ilahimu, karena sebagai makhluk paling sempurna engkau dapat menerimanya.

Engkau tahu, betapa besar kesulitan yang kuhadapi, betapa aku mengharapkan pertolonganmu. Dengan penuh kepercayaan akan tingginya kebijaksanaamu, aku menyerahkan diri seutuhnya kepadamu agar engkau dapat mengatur berkat, segala kesanggupan dan kebaikan budimu demi keluhuran Tuhan dan keselamatan jiwaku. Sudilah kiranya Bunda menolong dengan segala cara yang paling tepat agar terkabulnya permohonanku ini … (Sebutkan).



Bunda Maria, Bunda Kebijaksanaan Ilahi, sudilah kiranya mengabulkan permohonanku yang paling mendesak ini. Aku mohon ini berdasarkan kepercayaan akan kebijaksanaanmu yang tiada bandingnya, yang dikaruniakan oleh Putra Ilahimu kepadamu. Bersama Santo Antonius dari Padua dan Santo Leonardus dari Porto Mauritio, yang rajin dan tekun mewartakan kebaktian “Tiga Salam Maria”, aku berdoa untuk menghormati kebijaksanaanmu yang tiada taranya itu.

(Salam Maria 3X)



Bunda Maria yang baik hati, jauhkanlah aku dari dosa berat. Bunda yang lembut dan baik hati, Bunda kerahiman sejati, yang sekarang ini menyandang gelar “Bunda yang Penuh Belas kasih”, aku datang kepadamu dan mohon dengan sangat sudilah kiranya Bunda menunjukkan belas kasih kepadaku. Aku tahu bahwa aku tak pantas mendapat karunia itu, sebab kerap kali aku membuat hatimu sedih karena aku meninggalkan Yesus, Putramu, yang Mahakudus. Namun, betapa pun besar kesalahanku, aku sangat menyesal karena telah melukai Hati Kudus Yesus dan hati kudusmu.

Kepada Santa Brigitta, engkau telah memperkenalkan diri sebagai “Bunda kaum pendosa yang bertobat”. Maka ampunilah kiranya segala tidak tahu terima kasihku yang sudah-sudah. Ingatlah saja akan keluhuran Tuhan serta kerahiman dan kebaikan hatimu, yang akan terpancar dengan mengabulkan anugerah permohonan ini dengan perantaraanmu.

Bunda Perawan yang penuh kebaikan, lembut hati dan manis, belum pernah engkau membiarkan orang yang datang mohon pertolonganmu pergi dengan tangan hampa. Atas kerahiman dan kebaikanmu, dan lewat doamu aku mengharap dengan sangat anugerah Roh Kudus. Dan demi keluhuran namamu, bersama Santo Alphonsus Maria de Liguori, rasul kerahimanmu serta guru kebaktian “Tiga Salam Maria” ini, aku berdoa untuk menghormati kerahiman dan kebaikanmu. Bunda Maria, yang baik hati, jauhkanlah aku dari dosa berat.

(Salam Maria 3X)